LAPORAN PRAKTIKUM
FISIOLOGI TERNAK
MENGUKUR DENYUT NADI, FREKUENSI PERNAFASAN SUHU
TUBUH TENAK KAMBING
DISUSUN OLEH :
FANDI TAQIUDDIN RIDHO
C31120987
PRODUKSI TERNAK (TNK)
DINAS PENDIDIKAN
DAN KEBUDAYAAN
POLITEKNIK
NEGERI JEMBER
PEMBAHASAN :
Fisiologis Ternak
Fisiologis ternak meliputi suhu
tubuh, respirasi dan denyut jantung. Suhu tubuh hewan homeotermi merupakan
hasil keseimbangan dari panas yang diterima dan dikeluarkan oleh tubuh. Dalam
keadaan normal suhu tubuh ternak sejenis dapat bervariasi karena adanya
perbedaan umur, jenis kelamin, iklim, panjang hari, suhu lingkungan, aktivitas,
pakan, aktivitas pencernaan dan jumlah air yang diminum. Suhu normal adalah
panas tubuh dalam zone thermoneutral pada aktivitas tubuh terendah. Variasi normal
suhu tubuh akan berkurang bila mekanisme thermoregulasi telah bekerja sempurna
dan hewan telah dewasa. Salah satu cara untuk memperoleh gambaran suhu tubuh
adalah dengan melihat suhu rectal dengan pertimbangan bahwa rectal merupakan
tempat pengukuran terbaik dan dapat mewakili suhu tubuh secara keseluruhan
sehingga dapat disebut sebagai suhu tubuh. Respirasi adalah proses pertukaran
gas sebagai suatu rangkaian kegiatan fisik dan kimis dalam tubuh organisme
dalam lingkungan sekitarnya. Oksigen diambil dari udara sebagai bahan yang
dibutuhkan jaringan tubuh dalam proses metabolisme. Frekuensi respirasi
bervariasi tergantung antara lain dari besar badan, umur, aktivitas tubuh,
kelelahan dan penuh tidaknya rumen. Kecepatan respirasi meningkat sebanding
dengan meningkatnya suhu lingkungan. Meningkatnya frekuensi respirasi
menunjukkan meningkatnya mekanisme tubuh untuk mempertahankan keseimbangan
fisiologik dalam tubuh hewan. Kelembaban udara yang tinggi disertai suhu udara
yang tinggi menyebabkan meningkatnya frekuensi respirasi. Frekuensi denyut nadi
dapat dideteksi melalui denyut jantung yang dirambatakan pada dinding rongga
dada atau pada pembuluh nadinya. Frekuensi denyut nadi bervariasi tergantung
dari jenis hewan, umur, kesehatan dan suhu lingkungan. Disebutkan pula bahwa
hewan muda mempunyai denyut nadi yang lebih frekuen daripada hewan tua. Pada
suhu lingkungan tinggi, denyut nadi meningkat. Peningkatan ini berhubungan
dengan peningkatan respirasi yang menyebabkan meningkatnya aktivitas otot-otot
respirasi, sehingga dibutuhkan darah lebih banyak untuk mensuplai O2 dan
nutrient melalui peningkatan aliran darah dengan jalan peningkatan denyut nadi.
Bila terjadi cekaman panas akibat temperatur lingkungan yang tinggi maka
frekuensi pulsus ternak akan meningkat, hal ini berhubungan dengan peningkatan
frekuensi respirasi yang menyebabkan meningkatnya aktivitas otot-otot
respirasi, sehingga memepercepat pemompaan darah ke permukaan tubuh dan
selanjutnya akan terjadi pelepasan panas tubuh. Frekuensi Pulsus sapi dalam
keadaan normal adalah 54-84 kali per menit atau 40-60 kali per menit dan sapi
muda 80-90 kali per menit.
Stres adalah respon fisiologi,
biokimia dan tingkah laku ternak terhadap variasi faktor fisik, kimia dan
biologis lingkungan. Dengan kata lain, stres terjadi apabila terjadi perubahan
lingkungan yang ekstrim, seperti peningkatan temperatur lingkungan atau ketika
toleransi ternak terhadap lingkungan menjadi rendah. Stres panas terjadi
apabila temperatur lingkungan berubah menjadi lebih tinggi di atas ZTN (upper
critical temperature). Pada kondisi ini, toleransi ternak terhadap lingkungan
menjadi rendah atau menurun, sehingga ternak mengalami cekaman. Stres panas ini
akan berpengaruh terhadap pertumbuhan, reproduksi dan laktasi sapi perah
termasuk di dalamnya pengaruh terhadap hormonal, produksi susu dan komposisi
susu. Ternak yang mengalami stres panas akibat meningkatnya temperatur
lingkungan, fungsi kelenjar tiroidnya akan terganggu. Hal ini akan mempengaruhi
selera makan dan penampilan Stres panas kronik juga menyebabkan penurunan
konsentrasi growth hormone dan glukokortikoid. Pengurangan konsentrasi hormon
ini, berhubungan dengan pengurangan laju metabolik selama stres panas. Selain
itu, selama stres panas konsentrasi prolaktin meningkat dan diduga meningkatkan
metabolisme air dan elektrolit. Hal ini akan mempengaruhi hormon aldosteron
yang berhubungan dengan metabolisme elektrolit tersebut. Pada ternak yang
menderita stres panas, kalium yang disekresikan melalui keringat tinggi
menyebabkan pengurangan konsentrasi aldosteron.
STRATEGI PENGURANGAN STRES PANAS :
- Stres panas harus ditangani dengan serius, agar tidak memberikan pengaruh negatif yang lebih besar. Beberapa strategi yang digunakan untuk mengurangi stres panas dan telah memberikan hasil positif adalah :
- Perbaikan sumber pakan/ransum, dalam hal ini keseimbangan energi, protein, mineral dan vitamin
- Perbaikan genetik untuk mendapatkan breed yang tahan panas
- Perbaikan konstruksi kandang, pemberian naungan pohon dan mengkontinyu kan suplai air
- Penggunaan naungan, penyemprotan air dan penggunaan kipas angin serta kombinasinya
STRATEGI PENGURANGAN STRES PANAS :
- Stres panas harus ditangani dengan serius, agar tidak memberikan pengaruh negatif yang lebih besar. Beberapa strategi yang digunakan untuk mengurangi stres panas dan telah memberikan hasil positif adalah :
- Perbaikan sumber pakan/ransum, dalam hal ini keseimbangan energi, protein, mineral dan vitamin
- Perbaikan genetik untuk mendapatkan breed yang tahan panas
- Perbaikan konstruksi kandang, pemberian naungan pohon dan mengkontinyu kan suplai air
- Penggunaan naungan, penyemprotan air dan penggunaan kipas angin serta kombinasinya
Alat dan bahan :
alat :
alat :
-
Termometer
klinik
-
Termometer
ruangan
-
Stetoskop
-
Stop
watch
Bahan :
-
kambing
Kesimpulan :
Lingkungan berpengaruh besar terhadap sifat genetik ternak. Penerapan ternak di daerah yang iklimnya sesuai akan menunjang dihasilkannya produksi secara optimal. Suhu dan kelembaban lingkungan yang tinggi dapat menyebabkan stress terhadap ternak sehingga fisiologis ternak tersebut meningkat dan konsumsi pakan menurun, sehingga produktivitasnya menurun. Suhu tubuh dengan suhu rektal dan suhu kulit saling berpengaruh karena suhu tubuh di dapat dari kedua suhu tersebut. Frekuensi pernapasan berpengaruh kepada lingkungan, apabila suhu dan kelembaban naik maka frekuensi respirasi dan denyut jantung akan meningkat.Daya tahan terhadap panas dapat dihitung dengan melihat jumlah keringat yang diekskresikan oleh hewan atau ternak.
Lingkungan berpengaruh besar terhadap sifat genetik ternak. Penerapan ternak di daerah yang iklimnya sesuai akan menunjang dihasilkannya produksi secara optimal. Suhu dan kelembaban lingkungan yang tinggi dapat menyebabkan stress terhadap ternak sehingga fisiologis ternak tersebut meningkat dan konsumsi pakan menurun, sehingga produktivitasnya menurun. Suhu tubuh dengan suhu rektal dan suhu kulit saling berpengaruh karena suhu tubuh di dapat dari kedua suhu tersebut. Frekuensi pernapasan berpengaruh kepada lingkungan, apabila suhu dan kelembaban naik maka frekuensi respirasi dan denyut jantung akan meningkat.Daya tahan terhadap panas dapat dihitung dengan melihat jumlah keringat yang diekskresikan oleh hewan atau ternak.
apikk rek
BalasHapustkz info...
BalasHapusterimakasihh atas infonya :) sangat membantuu.....
BalasHapusLuar Binasa...
BalasHapusSuper sekali.. :D